Rabu, 24 Desember 2008

Negara Guyonan (extra large)

sadar atau tidak orang-orang di pemerintahan sekarang itu pada guyon dan sok bikin pekerjaan yang tidak perlu ? padahal hal tersebut sebenarnya guna mentutup2pi kesalahan mereka sendiri  
knapa demikian ???? jawabanya sangat simpel sebenarnya yaitu Penganguran !!!!

sebelum jadi wakil rakyat mereka semua adalah sama yaitu pengangguran-pengangguran yang budiman !!! (bukan Budi Anduk lho, maklum kebanyakan nonton Tawa sutra bukan Kama sutra !!! jangan salah sebut ) 
tapi karena dukungan rakyat dalam pemilihan umum mereka akhirnya punya pekerjaan. simpelkan !!! 

dengan janji2 besar yang khas banget dengan gerakan sosialisme, radikalisme dll. mereka mempengaruhi kita untuk diberi pekerjaan yang layak atas nama kesejahteraan kita yaitu rakya. namun setelah mereka naik mereka hilang ingatan kepada kita yang memberikan kerja, 
SIAPA SICH LOE GUE GAK KENAL TUCH bahasa bekenya sih gitu he.....

itu sich GPP sebenarnya di maklumin aja !!!

selang beberapa saat mereka bingung dengan agenda kerja dan apa yang harus mereka kerjakan, maklum habis ngangur lama !!! ya gak?

akhirnya yang bisa di lihat rakyat hanyalah kasus penyelewengan dana, debat, saling pukul anggota dewan, tidur saat rapat berlangsung, atau perlu main serong dengan sekertaris pribadi Asik gak tuch !!!

tapi lama kelamaan hal itu tercium oleh masyarakat yang pada intinya gak ada kerjaan ya wakil rakyat kita ???

akhirnya mereka rapat dengan agenda besar perumusan Undang-Undang biar kelihatanya kerja mereka kelihatan!! tapi sayang seribu sayang Undang-Undangnya ngawur semua kayak bikin pengumuman atau peraturan RT. sebut saja yang sangat tidak perlu seperti UU pornografi, UU BHP, UU MA dll. umumnya mereka hanya memperlihatkan eksistensi mereka biar kelihatan kerja... !!! 
gawat ya .. klo kita mendukung pengangguran2 jadinya ya negara guyonan!!! meniru Butet kertarajasa dalam buku presiden guyonan. 
lah ini PR bagi kita klo pilih wakil rakyat yang jangan hanya pinter bacot tapi pinter dan mengerti kerjanya klo salah uang negara habis akibat dikeruk dengan tunjangan2 (tunjangan mobil,rumah, rapat, listrik, hari raya,) mosok rapat aja dapat 1 juta disana hadir, absen tidur trus pulang. dasar pengangguran nech ya mending di sumbangin ke fakir miskin dan kaum duafa
ya itulah sekilas penggangguran, sebenarnya banyak sih tapi masih di simpan takut klo nanti gw di tuntut, gak punya uang untuk bayar pengacara he....

selain itu juga ada lagi yang menarik !!! mau tau ??? mau gak ???
gue kasih pilihan dech !!! 
A. mau tau gak ?
B. mau gak ?
C. semua jawaban A dan B gw pilih ya biar adil boleh gak ? [B]Boleh[/B] 
D. jawaban yang C kayaknya benar negara ini butuh keadilan dan tentunya kejujuran.  

Lanjut !!!!

kenaikan dan turunya BBM di monopoli, gaji pegawai negri di monopoli, BLT, tau gak mengapa ?

sang Pemimpin negara yang mirip dengan nama kota di jawa timur nampaknya pingin di pilih kembali dalam pemilihan penganguran pada pemilu 2009 ? simpelnya sich seperti ini !!! @@@@ :o 

1. Harga BBM turun!! hal tersebut untuk mencari dukungan masyarakat bahwa begini lho klo jadi pemimpin bisa menurunkan harga bahan bakar minyak walau sempat gw naikan sampai gw gak bisa tidur semalaman. ( padahal wajar klo harga BBM turun karna harga minyak dunia aja turun dari $140 menjadi $40 dan pada hari ini turun lagi $38) terlalu di monopoli untuk menaikan respon masyarakat.

2. GAJI PEGAWAI NEGRI NAIK 15% pada 2009 (wah asik dong, !!!! menurut para PNS gw pilih dech dia waktu pilpres 2009 nanti ) pertanyaanya mengapa kok gaji pegawai di naikan ? karena jumlah pegawai negri di negara guyonan ini banyak hingga mencapai jumlah penduduk di suatu daerah kurang lebih sich berjiwa2 gitu !!!!
makanya ini merupakan peluang bagus untuk mengambil hati para pegawai dan pensiunan ( sebenarnya hampir sama dengan era soeharto yang memaksa para pegawai negri memilih partai pohon bonsai, dan terbukti efektif !!! tiap 5 tahun menang pemilu, namun klo era sekarang lebih halus dengan sayembara gaji akan di naikan 15% cukup banyak tuch buat jajan he.....) 

3. Kontrofersi BLT (bantuan langsung TIDUR) tanda seru lagi ah biar kelihatanya seru !!!!!
lhah yang ini baru pemimpin untuk warga miskin tiap bulan di kasih angpao 100rb buat beli singkong satu goni penuh biar mules tuch he..... 
mengapa demikian??? karena !!!! ?????
usut punya usut jumlah kaum miskin di negri guyonan sangat banyak hampir sama dengan pegawai negri sipil ?? buset ini negara atau pengemis ya heeee.... bercanda dikit biar gak terlalu serius gitu !!! tanda seru lagi ah..... biar seru lagi 
(menurut pengetahuan ane.... maksudnya penulis budiman uppzzz buakan Budi Anduk bro, jeng, non dan adik-adik )

semuanya itu merupakan Hyperreality POLYCY istilah keren dalam keseharian gw ... tulisanya benar gak ya POLICY doll.... heeeee biasa gw agak ke inggrisan jd I gw ganti jd Y....
dalam ilmu komunikasi katanya itu bernama politik citra untuk menaikan respon masyarakat terhadap seorang figure haaaaaa.... 


Udah ya gw lemes nech nulis sambil ngakak kapan2 disambung aja lagi tunggu respon audien. klo butuh pekerjaan kunjungi www.bukalaptop.blogspot.com

Minggu, 23 November 2008

Mempertegas posisi media

Hari ini media harus benar-benar perang terhadap praktik politik negri ini. satu abad sudah kita telah memasuki era kebangkitan nasional, hal tersebut merupakan cermin dimana politik menjadi sebuah hal yang memediakan bukan lagi di mediakan seperti kebanyakan orang bilang bahwa kebebasan yang seutuhnya adalah terbebas dari belenggu pengekangan. Sejak digulirkanya kepemimpinan Soeharto, kita tahu bahwa pers saat itu benar-benar pada posisi menggonggong dan haus akan semua isu-isu kritis. Sehingga banyak perusahaan media yang mulai mencari langkah-langkah yang strategis untuk mencari bahan dalam pemberitaanya. Realitas ini benar terjadi disaat itu, dimana media memunculkan karakter yang benar-benar independen dan kritis dalam menyikapi permasalahan. Namun independensi media seperti itu tidak lantas membuat praktik tersebut berkesinambungan sampai jaman melenium baru. Benang kusut ini sangat terlihat kentara disaat salah satu media nasional memberitakan pasangan calon presiden pada porsi yang berlebihan sehingga memunculkan pandangan yang berlebih terhadap demokrasi Negara ini. Demokrasi menurut saya adalah hal yang mengajarkan dan bagaimana kita diajarkan akan sebuah transparansi, dan hak yang seutuhnya bagi kemajuan bangsa. Pun demikian dengan gagasan praktik politik Negri kepulauan kita yaitu Indonesia. Politik dinegri ini ibarat sebuah penggagas akan kemajuan bangsa seperti yang tercantum dalam kontrak sosial Undang-undang Negara tahun 1945 yang berbunyi bahwa Negara mempunyai tujuan untuk mensejahterakan kehidupan bangsa, mewujudkan perlindungan, keamanan, keadilan, kesejahteraan dan kemakmuran bagi segenap rakyat Indonesia dan dilanjutkan dengan negara itu berdasar Pancasila, bukan negara agama. Kutipan kata itu kurang lengkap kalau belum adanya berkedaulatan rakyat dan bersendi akan hukum (rechtstaat), bukan bersendikan kekuasaan (machstaat). Ruang inilah yang harusnya di wacanakan pers untuk mengajarkan masyarakat akan haknya sebagai warga negara yang berdaulat atas nama rakyat. Pers hari ini harus benar-benar mampu merangsang paktek penjajahan oleh kekuasaan atas rakyat. Gambaran ini harusnya di rangkum menjadi kuasal bahwa peran pers bukan atas nama kekuasaan namun atas rakyat dan memihak atas kepentingan umum bukan sebaliknya memihak kepentingan pemodal. Bukti lain yang menjadi media sulit untuk menjaga independensinya adalah faktor wilayah kekuasaan. Kuasa pemilik modal membuat masyarakat di bodohi akan segala jenis pemberitaan yang sudah memiliki seting dari pemilik modal. Ini yang membuat media benar-benar disetir oleh orang yang punya gaung besar seperti penguasa media. Hal inilah yang membuat saya sangat ragu pada posisi bangsa yang hari ini butuh perjuangan untuk merdeka 100% pada posisi peningkatan kwalitas seperti tidak adanya pengangguran atau lapangan pekerjaan serta ekonomi kerakyatan yang dinilai sudah mewadahi dan benar-benar memihak rakyat. Posisi media yang arusnya memiliki peran dalam pendidikan hari ini cenderung hanya sebagai arena hiburan. Memang pada kenyataanya masyarakat hari ini lebih menyukai sarana hiburan seprti sinetron gosip dibandingkan berita atau studi pendidikan. seperti inilah yang membuat masyarakat hari ini seolah banyak terbuai akan tontonan yang tidak lagi mendidik. Posisi media saya rasa bukan hanya sebagai sarana hiburan atau pendidikan saja namun media juga harus mampu merubah nagara dengan dinamika dekradasi di segala lini. Namun hanya pers yang benar-benar bebas yang mampu mengontrol penyelenggaraan kekuasaan sehingga agenda seting media benar-benar mampu dijalankan secara baik dan benar oleh pers yang independen sehingga langkah Negara untuk mengurangi dekradasi segala lini akan mudah teratasi jika masyarakat dan media bekerja sama dalam arti media mampu mewujudkan harapan rakyat dalam langkah pemberantasan kemiskinan, kebodohan, korupsi kolusi dan nepotisme, lapangan pekerjaan, ekonomi kerakyatan, kesejahteraan, demokrasi kerakyatan, HAM serta menciptakan tujuan Negara yang adil dan sejahtera sesuai pada pandangan hidup bangsa yaitu UUD 45 dan Pancasila.

Minggu, 26 Oktober 2008

 

Terimakasih secara Khusus saya persembahkan untuk Orang tua saya, sahabat, serta kawan-kawan Pers Mahasiswa Indonesia dan tentunya Organisasi yang telah mampu memijarkan saya untuk selalu bersemangat dalam menulis (UKPM CIVITAS Universitas Merdeka Malang) dan Fisip Jur Komunikasi Unmer Malang.


"jika ibu pertiwi menangis hari ini karna melihat nasionalisme yang luntur, saya akan membuat ibu pertiwi bangga dengan nasionalisme bangsa ini" (andreas)

Jadikanlah Deritaku Sebagai Kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng adalah kekuasaan rakyat dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa (Soekarno)

Jangan pernah mengatakan kepada orang lain bagaimana mengerjakan sesuatu, tapi sebut saja apa yang mesti mereka lakukan niscaya mereka akan mengejutkan anda dengan kemampuanya (George S Panton)

Tak ada seorang pun yang lebih baik dari prinsip hidup yang telah di yakininya

Kebenaran adalah tujuan dari filsafat tetapi bukan tujuan para filsuf (John Churton Collins)

Pertama mereka tidak memperdulikanmu, lalu menertawakanmu lalu berkelahi denganmu dan kamu menang (Mahatma Gandi)

Seandainya setiap orang mengampuni orang lain seperti mengampuni dirinya sendiri kita tentu mempunyai dunia ideal (peter Sirius)

Untuk Bahagia buatlah orang lain berbahagia (Creed)

Sangat baik mempelajari sesuatu bahkan dari seorang musuhpun
Cuma badut yang bisa membuat manusia terbang kea wan bukan para politikus yang suka berkelahi (Charlie Chaplin)

Percaya diri bukan untuk diri sendiri, tapi untuk semua orang yang telah membuat dirimu hidup dan berwarna (jaye miller)

Setiap orang bodoh bisa mengkritik, menyalahkan dan mengeluh dan kebanyakan dari mereka melakukan hal itu (Lawrence G Lovasik)

Hati anda belum hidup kalau belum mengalami rasa sakit, rasa sakit karna cinta akan membuka hati bahkan bila hati itu sekeras batu (Hazrat inayat Khan)

Manusia tidak dirancang untuk gagal, tetapi manusialah yang gagal untuk merancang (William J Siegel)

Seorang pemimpin adalah orang yang melihat lebih banyak dari pada yang di lihat orang lain, melihat lebih jauh dari pada yang di lihat orang lain dan melihat sebelum orang lain melihat (Leroy Eims)

Banyak kegagalan dalam hidup ini di karenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah (Thomas Alva Edison)



Cintailah Cinta

Memang menyakitkan ketika kita mencintai seseorang, namun ia tak membalasnya, tetapi yang lebih menyakitkan adalah ketika kita mencintai seseorang dan kita tidak pernah dapat menemukan keberanian untuk mengungkapkan perasaan kita kepadanya.

Sebuah hal yang menyedihkan adalah teman dimana kita duduk bersama di sebuah ayunan, tanpa ada ucapan sekatapun, dan ketika harus berpisah denganya, terasa seolah hal tersebut merupakan percakapan paling menyenangkan yang pernah dilakukan bersama

Cinta dimulai dengan sebuah senyum, kemudian tumbuh dengan sebuah kecupan, dan berakhir dengan air mata. Ketika kita dilahirkan, kita menangis begitu kerasnya, sementara orang-orang di sekeliling kita tersenyum bahagia. Dan disaat kita meninggalkan hidup maka, kita adalah pihak yang tersenyum begitu bahagia … sementara orang di sekeliling kita menangis

PT DAN PENGEMBANGAN KWALITAS LULUSAN

Banyaknya perguruan tinggi di Indonesia harusnya menjadi wadah untuk masyarakat menikmati pendidikan berbasis multi kerakyatan, pedidikan ini dirancang guna mensejahterakan rakyat dalam bidang aklak, penalaran, dan pengembangan kesejahteraan umum yang dirangkum dalam kurikulum pendidikan. Dan apa yang harus di persalahkan jika banyaknya perguruan tinggi di Negara ini belum mampu mengembangkan kwalitas lulusan yang mampu bersaing dalam dunia kerja maupun terjun langsung dalam masyarakat. Akankah perguruan tinggi menjadi penting jika didalam system pengajaranya, maupun penerimaanya menggunakan jalur serba instan.
Perkembangan dunia pendidikan khususnya perguruan tinggi harusnya menjadi tolak ukur perkembangan generasi penerus bangsa, yang terangkum dari jumlah lulusan dan jumlah peluang kerja bagi sarjana maupun diploma. Namun pada kenyataanya, perguruan tinggi menjadi, sebuah lembaga yang hanya merancang pengembangan di bidang instanisasi (asal meluluskan tanpa memperhitungkan kwalitas lulusanya). Dari dasar itulah banyak pendidikan perguruan tinggi di indonesia yang masih mementingkan kepentingan pendapatan, reputasi, tanpa mampu untuk mengajarkan peserta didiknya yaitu membina menjadi lulusan yang super, dengan tujuan siap kerja dan cermat dalam kesempatan berkarir. Dari dasar itulah kita bisa melihat, tidak banyak lulusan perguruan tinggi yang bekerja sesuai jurusan atau program studynya atau malah cepat puas dengan kesempatan kerja yang di dapat tanpa memperhitungkan sebab dan standar gaji yang mereka terima. Hasilnya, banyak neraca perbandingan lulusan perguruan tinggi hari ini yang numpang lewat dari perusahaan satu ke perusahaan yang lain dengan berbagai faktor kendala seperti : menyadari gaji pokok yang tidak sesuai standard, kurang siap mental bekerja di posisi yang asing karna tidak sesuai program keilmuanya, loyalitas dan semangat yang kurang, belum mampu beradaptasi dengan perusahaan, susah membina hubungan baik, atau yang sangat banyak di temui kebosanan dan tingkat jenjang karir yang terlalu susah untuk di peroleh.
KENDALA LULUSAN PERGURUAN TINGGI YANG NUMPANG LEWAT DI PERUSAHAAN
Gaji pokok yang tidak sesuai standard
Tidak sesuai keilmuan
Loyalitas dan semangat yang kurang
Sulit beradaptasi dengan pekerjaan
Susah membina hubungan baik
Tingkat jenjang karir yang terlalu susah untuk di peroleh

Faktor inilah yang kemudian menjadi acuan utama mengapa banyak di temukan lulusan perguruan tinggi yang hanya numpang lewat perusahaan. Dari fenomena ternyata tidak banyak perguruan tinggi yang mengajarkan pembinaan mutu kwalitas lulusan, karena hanya berpatokan pada inputnya tanpa harus berfikir tentang output lulusanya. Perguruan tinggi harus merancang program kemandirian kemamahasiswaan melalui simulasi dan pengembangan minat bakat sebagai rancangan pengalaman mahasiswa. Mengapa hal ini perlu ? dari data yang di kembangkan Pusat data dan analisis TEMPO mayoritas lulusan perguruan tinggi yang mampu bersaing adalah mereka yang telah banyak mengikuti kegiatan diluar pelajaran saat mereka aktif menjadi mahasiswa dengan prosentase seperti tabel di bawah ini
RANGKING ATRIBUT INDEKS
1 Aktif berorganisasi 20.32
2 Mengasah kemampuan berbahasa inggris 18.60
3 Belajar dengan tekun (aktif kegiatan perkuliahan) 17.70
4 Mengikuti perkembangan imformasi di media massa 15.98
5 Bergaul/memiliki banyak teman 15.07
6 Mempelajari aplikasi umum komputer 12.32
Sistem pengajaran yang dirancang perguruan tinggi seperti lingkaran yang tidak terpisahkan. Komulatifnya adalah pengembangan kemahasiswaan yang bersifat membina selain pengajaran perkuliahan (Hard skills). Hard skills umumnya memang sudah di peroleh melalui pengajaran dikelas biasanya Perguruan tinggi yang bersetandar pendidikan yang baik, lebih banyak menerapkan pengajaran berbasis kopetensi. Dimana dosen hanya memberikan fasilitator untuk mengarahkan mahasiswa dan membekali mahasiswa untuk lebih lagi mencari referensi dan lebih aktif lagi dalam pengajaran di ruang kuliah dalam bentuk diskusi, praktek dan simulasi kelompok. Jika sistem berbasis koptensi ini mampu dijalankan di dalam ruang kelas maka peningkatan soft skills di luar aktifitas pengajaran akan mudah untuk di terapkan. Namun buakan berarti dosen menjadi enak-enakan, akan tetapi kecermatan dan mutu dosen harus mampu mengimbangi mahasiswa yang aktif dalam acara perkuliahanya. Contohnya jika mahasiswa mampu mencari referensi melalui berbagai media baik masa maupun nirmassa maka dosen wajib memfasilitasi pengembangan usaha mahasiswa tersebut dari alur penambahan wacana mahasiswa dan arahan subjektif dan seobjektif mungkin. Rancanganya di dalam dunia imformasi dosen wajib memiliki minimal Email dan Blog aktif sebagai alur komunikasi mahasiswa diluar matakuliah.
Tidak hanya dosen Seorang mahasiswa harus mampu belajar mengelola waktunya, dimana mahasiswa bekerja keras mampu berorentasi dalam pengembangan hard skill, soft skill, left skill maupun personal skill dari berbagai kegiatan dikampus. kita banyak melihat organisasi kampus yang banyak mengajarkan arahan soft skills bagi mahasiswa antara lain mengembangkan proses kegiatan ekstra kulikuler, melalui BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), SENAT Mahasiswa, HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan), HMP (Himpunan Mahasiswa Program) dan Program kreatifitas meliputi ketersediaan UKM (Unit kegiatan Mahasiswa).
Disadari atau tidak dari kegiatan tersebutlah mahasiswa dididik untuk belajar berorganisasi hal ini menjadi sangat penting, karena perguruan tinggi jarang melakukan Kontrol terhadap setiap mahasiswanya, sehingga selain belajar mahasiswa di beri kesempatan untuk melakukan pengembangan dirinya melalui program-program di atas.
Di Perguruan tinggi hal ini menjadi standar bersaing untuk mencari lulusan mahasiswa yang terbaik. Hingga tidak jarang perguruan tinggi mengembangkan soft skills mahasiswa melalui kegiatan ekstra kulikuler tersebut. Jika perguruan tinggi mau mengembangkan lulusan terbaik maka ada empat tahapan untuk pengembangan antara lain seperti tabel lingkaran dibawah ini:

Di unmer sendiri kwalitas pendidikan di ukur dari adanya kurikulum yang sudah termutukan dengan adanya BPMU (badan penjaminan mutu universitas) ini merupakan sebuah langkah yang sistematis yang mampu merangkum kwalitas lulusan dengan standar mutu. Namun alangkah lebih penting jika standar mutu tersebut mengajarkan bagaimana kwalitas lulusan yang mampu bersaing di dunia kerja atau malah membuka lapangan pekerjaan. BPMU mampu menjawab tahapan nilai yang di ajarkan tapi belum banyak yang menghasilkan lulusan terbaik perguruan tinggi. Universitas harusnya mempunyai target bagaimana mencermati kebutuhan lulusan yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Teori saja tidak cukup tanpa harus diimbangi dengan praktek dan simulasi langsung. Hal ini guna mewujudkan lulusan yang berdaya guna dan tepat guna sehingga mampu untuk di perhitungkan.
Aktif berorganisasi sebuah contoh guna mewujudkan visi lulusan yang tangguh, inisiatif dan pekerja keras. Organisasi kampus banyak mengajarkan mahasiswa secara langsung aktif dalam berorentasi kedepan sehingga nantinya mereka tidaklah kaget dengan dunia pekerjaan.

Penulis adalah mahasiswa Fisip Universitas Merdeka Malang

RUANG EFEKTIF PEMBERDAYAAN DESA

Oleh : Andreas


Desaku yang kucinta Pujaan Hatiku,
Tempat ayah dan bunda dan handai tolanku …..

Mungkin rangkaian bait itulah yang selalu mengandaikan keseragaman masyarakat kususnya indonesia. Kita tau sebelum adanya kota atau peta wilayahnya, Indonesia merupakan serangkaian Desa yang terselubung menjadi kumpulan wilayah. Akan lebih baiknya kita sebut dengan kalimat Pedesaan.

Negara ini adalah Negara yang agraris yang memiliki sumberdaya yang limpah ruah loh jinawi kata inilah yang selalu di dengungkan oleh masyarakat Indonesia sampai saat ini. Sungguh indah menyebut nusantara dengan sebutan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan kata-kata tersebut seolah begitu banyak ruang di negara ini termasuk kesuburan tanah, kemakmuran masyarakat, serta sumberdaya alam yang melimpah. Pikiran saya pun akan tertuju kepada sektor sumberdaya hayati yang meliputi mempertahankan swasembada pangan dan memperbaiki gizi masyarakat melalui system pertanian modern. Pasokan kebutuhan pangan inilah yang akan memberi peluang bagi masyarakat untuk tumbuh dan berkembang dengan rancangan-rancangan komuditi pangan yang ber-paku area pedesaan, karena kota hari ini sudah menjadi pusat industri. Pedesaan merupakan daerah yang masih meliliki potensi yang luar biasa di Indonesia yang mencirikan masyarakat bercocok tanam.
Wilayah komuditi pangan umumnya memang berkembang di area wilayah desa yang notabene merupakan wilayah masyarakat agraris. Modal inilah yang harus dimanfaatkan penuh untuk mengatasi kendala kebutuhan pangan dan minimnya peluang kerja khsusnya Desa. Di desa khususnya, mayoritas masyarakat mengelola hasil pangan dari sector bercocok tanam hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau di konsumsi sendiri, hal inilah yang berakibat menurunya pasokan pangan di masyarakat. Bukan itu saja, minimnya pengelolaan hasil pangan karna ketesedianya alat –alat modern membuat mengelola hasil panen sangat kurang bahkan bisa dikatakan tidak ada. seingga berakibat sumberdaya desa yang belum mampu dimaksimalkan.
Program pemerintah terhadap kesetabilan pasokan pangan belum mampu mengimbangi sarana keadaan masyarakat sehingga perananya belum mampu dikatakan maksimal. Ada kalanya pemerintahan kurang stabil memberi arah dalam sector memajukan masyarakat pedesaan. kita bisa melihat kemajuan masyarakat kota belum mampu di imbangi oleh masyarakat pedesaan. orang desa banyak yang menjadi perantau karna polapikirnya masih mengarah bahwa kota adalah pusat lapangan pekerjaan dan bertahan hidup. Pandangan yang seperti inilah yang harusnya mulai menjadi PR bagi pemerintah bagaimana sector desa menjamin kehidupan masyarakat secara menyeluruh terutama dalam sector swasembada maupun sector tranportasi yang memadahi.
Jomplangnya arah gerak desa dan kota inilah yang membuat beberapa pemuda desa yang notabene generasi untuk memajukan desa, semuanya terangkut dan terpusat kepada daerah perkotaan. Contoh saja, sarana pendidikan dan pekerjaan yang kurang memadahi di wilayah desa membuat masyarakat yang notabene pelajar mengungsi untuk mengeluti bidang pendidikan yang dicapai. Namun setelah mereka berhasil menempuh pendidikan dan siap kerja mereka lebih memilih untuk bekerja di kota dibandingkan memajukan desanya.
Peluang sector pendapatanpun juga demikian, desa yang mengolah hasil pangan mentah seperti : padi, ikan, sayur-mayur, buah-buahan dll. hanya mampu menyajikan keunggulan dalam keadaan mentah (non kemasan) sehingga pendapatan masih murah karena belum tersedia skill, mesin industri dan pelatihan untuk mengolah menjadi makanan yang siap saji sehingga mampu menghasilkan daya tawar tinggi di mayarakat, karna mayoritas masyarakat sudah beralih pada sector konsumsi non organik (pengkalengan). Sehingga pasokan atau distribusi tidak lagi pada pasar-pasar tradisional melainkan juga super market dan hyper market.
Kalau saja penikatan skill dan industry di pedesaan ini dilakukan maka akan banyak peluang kerja khususnya di daerah pedesaan yang mampu terakomodir bagi masyarakat, sehingga Negara ini bisa menekan angka-angka pengangguran tiap tahunya atau angka kemiskinnan dan kebutuhan pangannya. Namun agaknya pemerintah masih terpaku pada sector peningkatan kemajuan kota dengan latar belakan disentralisasi di wilayah perkotaan. Padahal harusnya sejak peraturan pemerintah menetapkan anjuran bahwa Negara harus memberlakukan otonomi daerah yang di fasilitasi untuk menyeimbangkan pusat dan daerah. Pemerintah daerah harus menyikapi dengan aturan penyeimbangan antara desa dan kota bukan malah sebaliknya mempusatkan ekonomi tetap pada daerah perkotaan.
Kita lihat saja sarana pelatihan Usaha Kecil Menengah (UKM) harusnya tidak hanya dilakukan pemerintah pada tatanan kota yang inginya meningkatkan suasembada kota. Desa juga diberi pelatihan agar tercerahkan guna meningkatkan hasil sumberdayanya. Masyarakat petani dan nelayan bisa saja meningkatkat mutu hasil panennya dengan cara pengolahan industry. Apalagi belum lama ini Negara ini mengidap sebuah penyakit yang menimpa kalangan usia balita tentang gizi buruk atau busung lapar, sungguh hal ini amat mencoret martabat bangsa kita yang amat mengandalkan hasil buminya.
sektor peningkatan mutu pangan yang di galangkan pemerintah benar-benar dinilai gagal, hal ini karena mayoritas yang mendapatkan bantuan belum dicermati secara dasar dan koperhensif, mana kala pembedaan wilayah bantuan yang dinilai belum total terarah. Kita hari ini harus membenahinya dengan sektor komunikasi antara aturan Negara dan pola sosialisasi di tingkatan masyarakat.
Pola komunikasi dan Kesadaran Masyarakat Masih rendah
Ekonomi Indonesia yang Berdiri di Atas Kaki Sendiri, yaitu kegiatan produksi berlandaskan koperasi yang mengutamakan sumber-sumber kekayaan sendiri dan sesedikit mungkin mengambil sumber dari luar negeri, serta mengembangkan kebudayaan bangsa dan kebudayaan daerah-daerah, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat mengembangkan kebudayaan serta mempertinggi derajat kemanusiaan Indonesia. Secara langsung ekonomi Negara ini disikapi atas sumberdaya masyarakat dan tatanan kesejahteraan. Melalui badan penanganan ekonomi kerakyatan Indonesia akan menghasilkan sumberdaya hayati yang ruah seperti angan-angan yang dirancang. Namun apakah kita benar-benar membutuhkan ruang kerakyatan itu hingga memupuk kesadaran dan kesetabilan bersama? Jawabnya iya!! Kalau beberapa sector saja kita masih meng-impor dari Negara lain, seperti kedelai, susu, pupuk, bahkan padi sudah ditinggalkan masyarakat kaum petani karna harga gabah dan poduksi sangat tnggi sehingga petani lebih memilih hal yang lain. Mengapa seperti itu karna Indonesia merupakan Negara yang sebenarnya memiliki kekayaan alam yang berlebih di bandingkan Negara lain. Terbukti masyarakat kita seringkali menepati posisi yang utama pada pertumbuhan ekonomi pada pendapatan hayati. Namun kurangnya perhatian Negara pada sektor pertanian membuat masyarakat hari ini beralih fungsi menjadi masyarakat industry. Barang tentu hal ini memungkinkan karena sektor pertanian hari ini tidak menghasilkan kesejahteraan yang seyogyanya menyamai tingkat ekonomi masyarakat industry. Polapikirnya yaitu petani tidak akan menjadi kaya, padahal seharusnya petani dinegri ini menjadi masyarakat yang kaya dan sejahtera tidak lantas menjadi manusia yang tidak sejahtera seperti sekarang ini.
Kesadaran masyarakat menjadi titik utama yang harus di perbaiki selain pemerintah, hal ini bertjuan untuk membentuk peluang-peluang yang harus benar-benar mampu di tingkatkan. Kesadaran ini dapat di pupk melalui, pelatihan dalam masyarakat seperti peluang usaha kecil menengah, pendidikan, serta peluang kesejahteraan masyarakat pedesaan. Namun hal tersebut harus di cermati oleh pemerintah untuk mengimbangi kesetabilan kota dan desa. Contoh kita harus paham betul mengenai perbedaan barang atau kebutuhan kota dan desa, seperti harga barang di desa dan dikota jauh dari standar perbedaan. Dikota harga minyak goreng seharga Rp12.000 sedangkan di desa hingga Rp. 13.000 sampai Rp.14.000 hal ini sungguh terlihat bahwa desa belum mampu mengimbangi ekonomi kota yang serba ada dan serba murah padahal pendapatan masyarakat desa jauh lebih kecil dibanding masyarakat perkotaan alasanya letak geografis dan sulit dijangkau tranportasi.
Selain itu program yang dirancang harusnya di survey terlebih dahulu bukan menentukan kebijakan tetapi tidak pernah mengerti tentang keadaan yang ada di wilayah desa. Mengaktifkan perangkat desa merupakan hal yang utama untuk melihat keadaan dan strategi berjalanya program kerja. Jika hal tersebut dirancang dengan benar maka kesesuaian program akan terancang tepat menghasilkan sebuah hasil yang matang
Komunikasi menjadi modal penting bagi kesesuain program dan pelaksanaanya, sehingga dengan komunikasi yang efektif dari tingkatan tertinggi sampai pada tingkatan terendah membentuk pola yang sangat sesuai dengan rancangan yang dijalankan. Dengan itu semua semoga saja cita-cita peningkatan pertumbuhan ekonomi desa akan tercipta dengan sebaik mungkin. Sehingga mampu berjalan setara dengan kemajuan kota yang sampai saat ini terus berkembang.
Hidup Desaku hidup Negriku …. Sejahtera dalam kesatuan NKRI …..

Penulis adalah mahasiswa Fisip Unmer Malang, dan Presidium Dewan UKM unmer periode 2007-2008



Genderang Media Massa

Oleh : Andreas

Hari ini media harus benar-benar perang terhadap praktik politik negri ini. satu abad sudah kita telah memasuki era kebangkitan nasional, hal tersebut merupakan cermin dimana politik menjadi sebuah hal yang memediakan bukan lagi di mediakan seperti kebanyakan orang bilang bahwa kebebasan yang seutuhnya adalah terbebas dari belenggu pengekangan. Sejak digulirkanya kepemimpinan Soeharto, kita tahu bahwa pers saat itu benar-benar pada posisi menggonggong dan haus akan semua isu-isu kritis. Sehingga banyak perusahaan media yang mulai mencari langkah-langkah yang strategis untuk mencari bahan dalam pemberitaanya. Realitas ini benar terjadi disaat itu, dimana media memunculkan karakter yang benar-benar independen dan kritis dalam menyikapi permasalahan. Namun independensi media seperti itu tidak lantas membuat praktik tersebut berkesinambungan sampai jaman melenium baru. Benang kusut ini sangat terlihat kentara disaat salah satu media nasional memberitakan pasangan calon presiden pada porsi yang berlebihan sehingga memunculkan pandangan yang berlebih terhadap demokrasi Negara ini. Mungkin ini sebuah gambaran baru dimana terjadi dinamika media yang sering disebut politik Citra. Lunturnya dan melemahnya demokrasi kerakyatan seolah telah mengubur dalam-dalam makna kebebasan seutuhnya, atau benarkah apa yang dinamakan demokrasi kembali harus dipertanyakan. Demokrasi menurut saya adalah hal yang mengajarkan dan bagaimana kita diajarkan akan sebuah transparansi, dan hak yang seutuhnya bagi kemajuan bangsa.
Pun demikian dengan gagasan praktik politik Negri kepulauan kita yaitu Indonesia. Politik dinegri ini ibarat sebuah penggagas akan kemajuan bangsa seperti yang tercantum dalam kontrak sosial Undang-undang Negara tahun 1945 yang berbunyi bahwa Negara mempunyai tujuan untuk mensejahterakan kehidupan bangsa, mewujudkan perlindungan, keamanan, keadilan, kesejahteraan dan kemakmuran bagi segenap rakyat Indonesia dan dilanjutkan dengan negara itu berdasar Pancasila, bukan negara agama. Kutipan kata itu kurang lengkap kalau belum adanya berkedaulatan rakyat dan bersendi akan hukum (rechtstaat), bukan bersendikan kekuasaan (machstaat).
Ruang inilah yang harusnya di wacanakan pers untuk mengajarkan masyarakat akan haknya sebagai warga negara yang berdaulat atas nama rakyat. Pers hari ini harus benar-benar mampu merangsang paktek penjajahan oleh kekuasaan atas rakyat. Gambaran ini harusnya di rangkum menjadi kuasal bahwa peran pers bukan atas nama kekuasaan namun atas rakyat dan memihak atas kepentingan umum bukan sebaliknya memihak kepentingan pemodal.
Bukti lain yang menjadi media sulit untuk menjaga independensinya adalah faktor wilayah kekuasaan. Kuasa pemilik modal membuat masyarakat di bodohi akan segala jenis pemberitaan yang sudah memiliki seting dari pemilik modal. Ini yang membuat media benar-benar disetir oleh orang yang punya gaung besar seperti penguasa media.
Hal inilah yang membuat saya sangat ragu pada posisi bangsa yang hari ini butuh perjuangan untuk merdeka 100% pada posisi peningkatan kwalitas seperti tidak adanya pengangguran atau lapangan pekerjaan serta ekonomi kerakyatan yang dinilai sudah mewadahi dan benar-benar memihak rakyat. Posisi media yang arusnya memiliki peran dalam pendidikan hari ini cenderung hanya sebagai arena hiburan. Memang pada kenyataanya masyarakat hari ini lebih menyukai sarana hiburan seprti sinetron gosip dibandingkan berita atau studi pendidikan. seperti inilah yang membuat masyarakat hari ini seolah banyak terbuai akan tontonan yang tidak lagi mendidik. Posisi media saya rasa bukan hanya sebagai sarana hiburan atau pendidikan saja namun media juga harus mampu merubah nagara dengan dinamika dekradasi di segala lini.
Namun hanya pers yang benar-benar bebas yang mampu mengontrol penyelenggaraan kekuasaan sehingga agenda seting media benar-benar mampu dijalankan secara baik dan benar oleh pers yang independen sehingga langkah Negara untuk mengurangi dekradasi segala lini akan mudah teratasi jika masyarakat dan media bekerja sama dalam arti media mampu mewujudkan harapan rakyat dalam langkah pemberantasan kemiskinan, kebodohan, korupsi kolusi dan nepotisme, lapangan pekerjaan, ekonomi kerakyatan, kesejahteraan, demokrasi kerakyatan, HAM serta menciptakan tujuan Negara yang adil dan sejahtera sesuai pada pandangan hidup bangsa yaitu UUD 45 dan Pancasila.
Penulis adalah mahasiswa Fisip komunikasi Universitas Merdeka Malang


Air Mata KEBANGKITAN NASIONAL

mungkin saya adalah orang yang selalu bersemangat jika mendengar kata kebangkitan, berarti awal dimana sebuah penantian panjang bermula dengan semangat mengembara. namun nampaknya satu abad kebangkitan nasional dinodai dengan rencana pemerintah menaikan BBM dan BLT. sungguh fantastis jika tiap tahun BBM akan selalu naik!!! benar gak?
bayangkan ngurusin angka penganguran saja kita kesulitan apalagi ditambah melunjaknya haga KBP yang selalu mengikuti kegiatan di berbagai bidang terutama tingkat ekonomi masyarakat.
jika hal ini dikaitkan dengan momentum kebangikitan nasional sungguh bagiku hal ini sangat memberatkan??? karena generasi berikutnya yang harus menanggung kesalahan generasi yang lalu dan hari ini, apakah ini yang disebut moment kebangkitan nasional.
kebangkitan nasional harus melihat dan mengacu pada akar kontrak sosial Undang-undang Negara tahun 1945 yang berbunyi bahwa Negara mempunyai tujuan untuk mensejahterakan kehidupan bangsa, mewujudkan perlindungan, keamanan, keadilan, kesejahteraan dan kemakmuran bagi segenap rakyat Indonesia dan dilanjutkan dengan negara itu berdasar Pancasila, bukan negara agama. Kutipan kata itu kurang lengkap kalau belum adanya berkedaulatan rakyat dan bersendi akan hukum (rechtstaat), bukan bersendikan kekuasaan (machstaat).
atau haruskah momentum itu kembali mengubur jerih payah para pahlawan yang telah berjuang mengubur kesuraman di negri ini beberapa tahun yang silam.
Hidup negriku, bangkit rakyatku atau kita mati dalam kuburan diri penguasa, karna yang kita butuhkan bukan penguasa2 namun pemimpin-pemimpin yang mampu mensejahterakan dan bervisi kerakyatan. sehingga langkah Negara untuk mengurangi dekradasi segala lini akan mudah teratasi jika masyarakat dan media bekerja sama dalam arti media mampu mewujudkan harapan rakyat dalam langkah pemberantasan kemiskinan, kebodohan, korupsi kolusi dan nepotisme, lapangan pekerjaan, ekonomi kerakyatan, kesejahteraan, demokrasi kerakyatan, HAM serta menciptakan tujuan Negara yang adil dan sejahtera sesuai pada pandangan hidup bangsa yaitu UUD 45 dan Pancasila.

hikayat Jawa

Dalam peta dunia jawa merupakan sebuah pulau dengan luas …. Dan kategori wilayah kesukuan yang relative beraneka ragam. Dari kategori wilayah inilah jawa pernah menjadi kerajaan besar yang mampu menguasai asia tenggara. Dumensi masyarakat jawa inilah apakah mampu merubah Negara ini menjadi kejelasan. Karna kita tahu bahwa kepercayaan masyarakat untuk sosok pemimpin Negara dipercayakan kepada orang-orang jawa, seperti Soekarno, Soeharto, Abdul Rahman wahit (Gusdur), Megawati Soekarno Putri dan Susilo Bambang Yudoyono (SBY). Namun apa sebenarnya yang mempengaruhi jawa menjadi jawa yang besar sehingga orangjawa menjadi kepercayaan utama masyarakat modern saat ini. Apakah historis, kebudayaan latarbelakang masyarakat dan system kebudayaan dan adakah factor yang lain.

Hindu-Bhuda
Kemajuan tradisi budaya jawa hari ini memang menjadi sebuah sumber peradaban masyarakatnya. Mulai dasar budaya kerajaan sampai proses masuknya perkembangan islam semuanya membutuhkan waktu yang amat panjang. Apalagi momentum perkembangan jaman juga merubah peradaban masyarakat yang tak lain bisa kita sebut dengan masyarakat jawa modern. Namun berbagai peradaban baru tidak mungkin lepas dengan sejarah perkembanganya. Mulai latar belakang masyarakat sampai kepada pengaruh yang timbul dalam masyarakat adalah factor utama pengaruh modernisasi kebudayaan jawa. Factor yang mempengaruhi perkembangan jawa adalah keberadaan sejarah, yang taklain munculnya kerajaan Hindu-Budha, dan tentunya penyebar agam dan kerajaan islam.
Jika dipandang dalam pemetaan sejarah, jawa lahir dengan budaya primitive masyarakat. Budaya primitive ini timbul disaat masyarakat jawa berinteraksi dengan alam, kepercayaan masyarakat terbentuk mulai dari teka-teki alam. Dari alam itulah perkembangan jawa mulai berubah dengan kepercayaa-kepercayaan ritual adat. Bahkan tradisi adat inilah yang meyakinkan konsepsi budaya jawa mulai terbentuk disini. Namun nampaknya jawa memiliki pengaruh yang sangat siknifikan terhadap metabolisme perkembangannya. Masuknya pengaruh hindu-budha menjadikan pola pikir masyarakat lebih meluas dengan budaya kerajaan. Masyarakat yang tadi nya hanya merupakan sebuah perkumpulan adat menjadi lebih luas dengan berkembangnya kerajaan.
Masuknya perkembangan hindu-budha di jawa tak lain karna pola kesamaan masyarakat dengan latarbelakang pemahaman. Saat itulah jawa mulai mengenal adanya kepercayaan tertinggi (sang Hyang). Perkembangan budaya ini menyebar hingga kepelosok nusantara. Sehingga banyak berdiri kerajaan besar yang bernaung dijawa sesuai dengan latar belakang adat masing-masing. Kerajaan kanjuruhan, mataram, Kediri, sampai kepada perkembangan kerajaan singasari dan majapahit.
Berdirinya kerajaan Hindu –Buda tersebut mempengaruhi ekonomi, politik masyarakat. Yang lebih mengandalkan bercocok tanam sebagai gambaran masyarakat yang terikat dengan budaya kerajaan. Selain itu ekonomi bercocok tanam juga merupakan kebutuhan mendasar masyarakat untuk bertahan hidup. Namun sebagian hasil wajib untuk dijadikan upeti dan persembahan kepada kerajaan dan upacara keagamaan. Ritual ini sailih berganti dengan berkembangnya, strata dalam masyarakatpun terbentuk dari sini.

Dibukanya kran pembentukan ini, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat jawa dalam mempengaruhi kebudayaan yang lain. Kerajaan dijawa menjelma menjadi kerajaan hindu-budha terbesar di area asia tenggara. Sejak saat itulah jawa menjadi budaya perkembangan kerajaan khususnya hindu-bhuda. Namun perkembangan kerajaan hindu-bhuda membuka alur perkembangan terutama dijalur perdagangan. Sampai akhirnya mulculah pedagang dan penyebar agama yang akan merubah jawa pada perkembangan yang modern.
Hindu-budha dan masuknya islam
Seiring dengan tunbuh dan berkembangnya kerajaan hindu-budha, banyak para pedagang dari Negara lain berdatangan ditanah jawa untuk menjajahkan daganganya. Diatara mereka rata-rata menetap dan kawin dengan bangsa pribumi. Munculnya para saudagar ini juga ikut mempengaruhi perkembangan masyarakat jawa. Disamping untuk berdagang, mereka juga menyebarkan agama dan pengembangan ajaran agama yaitu islam.
Islam sendiri dijawa mulai muncul dari penyebar agama dari daratan cina yaitu Pimpinan admiral Dinasti Ming bernama Zheng He ( Laksamana Cheng Ho). Dalam pengembaraanya Cheng Ho terdampar dipulau jawa pesisir, yang saat ini bernama kota semarang. Bahkan bukti kedatangan hoo di prasastikan menjadi kuil bersejarah bagi orang Thiong Hoa tempat ini bernama sampokong. Bahkan jika tidak salah di tempat tersebut terdapat sebuah peninggalan kapal dari Cheng Ho yaitu jangkar yang sampai saat ini menjadi symbol kepercayaan pengunjung yang memujanya sebagai pembawa berkah.
Masuknya penyebar agama islam tersebut, mengikuti gaya hidup masyarakt local sedemikian rupa sehingga mereka juga memiliki pengaruh untuk menyisipakan dasar agama mereka. namun jika menilik lebih jauh lagi pengaruh islam sebenarnya telah terlebih dahulu memasuki malaka yaitu Sumatra dengan berdirinya kerajaan di sana. Dijawa sendiri dasar masuknya islam ditandai dengan bukti prasasti makam atau nisan yaitu di trawulan dan tralaya didekat situs istanah majapahit. Dalam nisan tersebut bertuliskan angka jawa kuno dan tahun saka 1633M batu nisan pertama ditemukan di truwulan yang bertarikh S 1290 (1368-69M), sedangkan di Tralaya beberapa nisan yang tarikhnya berkisar antara S 1533 (1376-1611M).
Namun perkembangan islam inilah yang menumbuhkan peradaban baru dalam masyarakat jawa. Jawa kembali menemukan alur perkembangan modern dalam kemajuan masyarakatnya. Hal ini terlihat dalam sudut pandang masyarakat yang mulai mengenal buah pikir baru seperti kearifan local masyarakat. Selain itu munculnya islam juga tidak merubah tatanan dan identitas kepercayaan masyarakat jawa tradisional.
Berbagai kesenian yang di padukan menjadi buah pikir masyarakat seperti wayang kulit, cerita rakyat, permainan tradisional. Dipadukan sesuai alur kesenangan masyarakat, islam menguatkan unsur cerita Hindu-Bhuda dan tradisional masyarakat menjadi kesenian local. Seperti dalam cerita perwayangan ada semar, petruk, gareng, togog, bagong dll merupakan gambaran cerita hindu-budha tentang pendawa lima, namun islam menggambarkan sesuai karakter masyarakat, sehingga dapat cepat diterima oleh orang jawa.
Arah perkembangan jawapun mulai muncul dengan runtuhnya kerajaan-kerajaan Hindu-Budha. Pengaruh islam yang mulanya dimasukan dari pesisir mulai berperan penting dalam urusan Negara termasuk majunya jalur ekonomi.

Riwayat Jawa dari aspek yang Strategis
Jawa merupakan pulau yang memiliki sederetan gunung berapi yang berjajar dari timur sampai kebarat. keberadaan gunung dan bukit tinggi juga turut memisahkan daerah terpencil menjadi pusat yang cocok bagi persawahan. Daerah-daerah padi tersebut merupakan salahsatu terkaya diseluruh dunia. Selain itu ada jalur penghubung utama yaitu keberadaan sungai-sungai yang sebagian besar relative pendek. Hanya ada dua sungai yang paling cocok untuk hubungan jarak jauh yaitu sungai berantas dan bengawan solo. Sehingga tidak jarang dari lembah-lembah tersebut menjadi pusat kerajaan-kerajaan bersar pada pertengahan abad XVII, atau mungkin sebelumnya.
Selain aliran sungai, juga terdapat jalur darat dengan pos cukai dan jembatan-jembatan permanen. Namun jalan darat tersebut hanya cocok dilalui pada saat musim kering (kemarau) pada sekitar bulan Maret-September, selain itu jalan darat besar bisa juga dilalui kendaraan berat. Akan tetapi jalan darat dapat menghambat dan lebih berbahaya disbanding aliran sungai. Para perampok atau penguasa local dapat menghambat perjalanan. Sedangkan pada musim penghujan mungkin jalan darat tidak dapat dilalui karena membutuhkan peralatan berat untuk perawatanya.
Dengan demikian pulau jawa pada abad permulaan terdiri dari lingkup penduduk yang relative terpisah satu sama lain. Populasi pada abad pertengahan pun tidak diketahui. Sehingga prediksi banyak daerah yang tidak berpenduduk sangat jarang. Setiap kerajaan di jawa memerluakan kekuasaan pusat atas daerah yang terpencil, dengan perkecualian kerajaan Majapahit. Karna kerajaan dijawa kebanyakan kerajaan pedalaman. Karena sulitnya penghubungan tersebut, perdagangan luar negri bukan kegiatan utama kerajaan tersebut.
Jawa disebut masyarakat “hidrolis” yang didasar pada pertanian dan sawah. Bahkan pada abad ke XIX jawa merupakan penghasil beras terbesar di Asia Tenggara. Namun tetap komuditi masyarakat jawa merupakan dari wilayah yang berbeda, dan masing-masing wilayah memilikihasil komuditi yang brbeda pula. Seperti :

Sunda (jawa barat) : lada, pinang, asam jawa, bunga-bunga, dan rempah-rempah tumbuhan. Jawa tengah :beras, bahan pangan (ubi jalar, jagung,dll), lada, asam jawa, madu, kayu cedana dll.Jawa timur : beras, madu, kapas, bahan pangan, sayur, ikan, kayu dll. Komuditi masyarakat jawa memang beraneka ragam,hal tersebut merupakan pengaruh area lahan yang sangat luas untuk pemanfaatan sumberdaya alam.

Majapahit
Kesksesan kerajaan majapahit ikut serta dalam mengankat dinamika masyarakat jawa. Kesejahteraan rakyat, dan pemerintahan yang tak terbatas membuat kerajaan ini berdiri sangat lama. Bahkan setelah ber-abad lamanya majapahit tetap dikenal di wilayah nusantara. Peninggalan-peninggalan sejarahpun tidak lepas begitu saja. Prasasti berbahasa jawa kuno seperti Desawarnana atau egarakertagama serta pararato berbahasa jawa tengah, sangat dikenal dengan manuskrip yang abadi.
Dalam manuskrip tersebut dijelaskan kerajaan besar tanah jawa yaitu majapahit pemerintahan kerajaan mulai raja kerta rajasa sampai raja terahir raja sawardana menjadi sejarah lengkap berdiri dan runtuhnya kerajaan tersebut. Berdirinya kerajaan majapahit tidak lepas akar kebudayaan masyarakat yang amat mengenal peta politik wilayah pada waktu itu. Jawa yang merupakan daerah berpenduduk tidak merata, mengaharuskan kekuatan politik berada ditangan kerajaan, sehingga dari pedalaman daerah terdapat sebuah pemimpin atau adipati dari kerajaan majapahit. Kekuatan wilayah tersebut menjadi factor penentu berkembangnya kerajaan majapahit dengan memperluas daerah jajahanya diluar pulau jawa.
Daerah jajahan tersebut memiliki pengruh cukup besar atas Negara-negara lain seperti, Sumatra, semenanjung Malaya, Kalimantan, serat Indonesia timur. Perluasan kerajaan majapahit seperti halnya penalukan bali pada ahun 1343 dengan mengirimkan ekspedisi untuk menghukum Palembang di Sumatra. Sampai hubungan internasional dibentuk melalui hubungan campa, kamboja,siam,birma dan Vietnam serta mengirimkan dutanya ke cina.
Majapahit merupakan kerajaa yang hebat, Negara yang mengamalkan ajaran hindu-budha tersebut sekaligus pemersatu ajaran dewa tertinggi kedua agama yaitu siwa dan wisnu. Terjadinya penyatuan agama tersebut terjadi pada diri raja yang dianggab sebagai Siwa Bhuda dan Nirguna bagi penanut agama Hindu. Raja –raja majapahit merupakan keturunan raja pertama antaralain

Raja Kertarajasa Jayawardhana 1294-1309
Raja Jayanegara 1309-1328
Raja Tribhuwana Wijayottungga 1328-1350
Raja Rajasanagara (Hayam Wuruk) 1350-1389
Raja WikramawarDhana 1389-1429
Ratu Suhita 1429-1447
Raja Wijayaparakramawardhana 1447-1451
Raja Rajasawardhana 1451-1453
Namun setelah masa Raja Rajasawardhana ini terjadi perpecahan raja majapahit sampai pada akhinya diteruskan oleh :
Raja Girisawardhana 1456-1466
Raja Singhawikramawardhana 1466-1478
Setelah raja terahir tersebut, majapahit jatuh ketangan Negara Islam yaitu Demak pada tahun 1478 pada masa pemerintahan Raja Singhawikramawardhana.Namun menurut sejarah masa keemasan kerajaan ini adalah pada pemerintahan hayam wuruk (raja Rajasanaga), pada masa tersebut manuskrip Dasawarnana ditulis mulai pemberontakan sampai kepada pembicaraanketurunan pewaris kerajaan.

Refrensi :
M.C Ricklefs,”Sejarah Indonesia modern”Aspek-aspek umum dari Negara prakolonial dan kerajaan besar, 1300-1500:serambi: September 2007, hal 49.
Kuntowijoyo. “ Budaya dan Masyarakat”: tiara wacana: bandung, april 2006
Bastin John. The native policies of sir Stamford Raffles in java and Sumatra: an economc interpretation. Oxford: Clarendon, 1957.
Baker, J.W.M. Filsafat kebudayaa :kanisius: 1984

Budaya jawa

oleh : andreas

Bangsa besar tentunya memiliki sebuah dinamika kehidupan besar dalam pengaruh budaya. Ketergantungan inilah yang mula-mula menjadi dasar momentum budaya lokal menjadi sebuah momentum kebangsaan atau Negara yang berbudaya. Budaya apapun itu, tentunya selalu kental dalam nilai lokal masyarakatnya. Namun didalam masyarakat yang dewasa inilah, apakah budaya semakin tinggi dan nilai keyakinnan akankah semakin besar untuk dicakup semua kalangan masyarakat. Atau sebaliknya, masyarakat yang berkembang akan beransur-ansur meninggalkan nilai budaya aslinya.



Nilai kebudayaan, mula-mula memang menjadi targetan yang mampu merangsang masyarakat dalam pengembangan sikap. Hal ini tentu akan berhubungan langsung dengan sebuah proses dimana mastarakat yang memiliki budaya, akan bersikap dan mencerminkan budaya tersebut. Tentunya jika dalam masyarakat terdapat suatu kearifan lokal yang masih melekat, maka nilai budaya pun akan semakin berlangsung seksama. Dalam kata lain mampu mengimbangi perkembangan jaman, kapanpun itu.
kearifan lokal (local wisdom) awalnya menjadi semagat perkembangan budaya jawa menjadi jawa adiluhung (mengena dalam berbagai sendi kehidupan), pendidikan, ekonomi, sosial masyarakat, bahkan sampai ketatanan politik. Prinsip tatanan inilah yang tumbuh pesat pada era jawa kuno dimana masyarakat Amat melekat dengan sendi kehidupan yaitu alam sebagai sendi kehidupan dari pencipta dan patut untuk di dasari sepenuhnya. Sehingga banyak sekali masyarakat jawa kuno menanamkan sendi kehidupan melalui faktor kepercayaan alam (segala sesuatu dikerjakan dengan alam) mulai mencari bahan makanan, lahan bermain, sampai kepada sistem kerja yang didapat melalui alam. Selain itu akar generasi juga Amat melekat dalam sendi kehidupan masyarakat dimana masyarakat Amat menghormati leluhur sebagai penghubung kedekatan dengan sang pencipta (sang hyang wenang).
Pada dasarnya budaya jawa merupakan alih generasi. Keyakinan tentang makna hidup dianut dan disadari sebagai penggerak tatanan dalam masyarakat. Dasar budaya jawa sendiri Sangat kental dengan memiliki sebuah cirri khas dinamisasi masyarakat.
Seperti halnya sebuah mitos (tahayul) Amat melekat dalam budaya jawa, mitos ini-pun tidak luput dari sebuah kepentingan masyarakat jawa kuno pada waktu itu. Jawa kuno Amat menyandingkan nilai kepercayaan dan keyakinan terhadap makna hidup. Menurut Djoko Soekiman dosen filsafal dan pemerhati budaya jawa memaparkan bahwa jawa merupakan salah satu etnis dari sekian banyak etnis atau budaya yang ada di Indonesia dengan kata lain budaya jawa merupakan sebuah nilai tanam kepercayaan masyarakat yang awalnya dari sebuah kebiasaan mempercayai sesuatau dan kemudian menjadi kebiasaan yang berulang-ulang yang bisa saja diadopsi menjadi suatu kepercayaan namun saat itu belum disebut sebagai agama.
pada dasarnya budaya jawa, disebut-sebut sebagai budaya ketimuran yang dipadukan dari unsur kebudayaan yang ada termasuk hindu-budha dan pengaruh masuknya islam. penyebar-penyebar agama dari india dan timur tengah inilah yang mempengaruhi budaya masyarakat konon waktu itu. cerita sejarah hindu budha seperti cerita dewa dan pendawa lima dikisahkan menjadi Petruk, semar,gareng,bagong,togog. hal ini dikarenakan legenda masyarakat yang mempercayai cerita-cerita yang beralur agama . sehingga kehidupan masyarakat lebih kepada puncak tertinggi kepercayaan atau bisa disebut cara pandang kejawen.
Nilai inilah yang layak dijunjung tinggi dalam pengaruh budaya jawa yang melekat dalam masyarakat jawa. hubungan masyarakat akan kebudayaan, baru-baru ini menjadi hal yang menarik untuk diperdebatkan, apalagi kajian budaya jawa, memiliki pengaruh terhadap masifnya kebudayaan jawa hari ini. sejarah peradaban jawa sebenarnya memiliki peluang yang strategis guna merancang cita-cita kehidupan sosial. kita selalu tersenyum jika melihat peradaban jawa pada masa kejayaan kerajaan majapahit. dasar itulah yang menjadi patokan utama bagai mana Majapahit kala itu mampu menjelma menjadi kebudayaan yang cukup di agungkan di nusantara. namun jika menilik budaya kerajaan itulah, masyarakat akan diasikan dengan memoribelia dan keterbelakangan masyarakat tempo dulu. hal ini memang wajar jika kita melihat budaya kerajaan itulah yang patut untuk kita banggakan hari ini. bagaimanapun juga hal tersebut merupakan sebuah keinginan untuk mengulang sukses pada jaman kedepan. yang menarik, seolah hari ini sejarah tentang kerajaan-kerajaan itu, mulai dilupakan oleh masyarakat. tidak banyak masyarakat atau bisa kita bilang generasi muda mengetahui sejarah dan peradaban budayanya. ini yang menjadikan masyarakat mulai terasingkan dengan budayanya sendiri, dan bukan sebuah jaminan jika perkembangan jaman akan menjadikan budaya semakin berkembang mengikuti jaman tersebut.
Budaya alkuturasi seolah menjadi budaya sihir yang paling cepat untuk mempengruhi masyarakat, apalagi hari ini begitu cepat alur peradaban baru muncul dan berkembang pesat di tatanan masyarakat sehingga bisa kita kategorikan hal ini sebagai imperialisme kebudayaan kedalam Pop Culture (budaya populer). budaya populer memang hari ini menjadi buah pikir yang menarik, mengingat kurang bisanya budaya asli eksis di dalam masyarakat. apalagi masyarakat hari ini sudah memasuki abad modern dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju pesat. bahkan jika kita lebih peka terhadap proses ini, unsus kepercayaan akan bergeser kearah kesenangan dan perkembangan.
kepercayaan itu sendiri bisa kita petakan menjadi berbagai unsur antara lain Agama, Kebudayaan, pola pikir sosial. struktur keyakinan mengkaji tentang fungsi religi dalam kehidupan sosial masyarakat antara lain kepercayaan religi yang merangkum konsepsi tentang Tuhan, Manusia, dan alam. dari ketiga konsepsi itulah kebudayaan jawa bisa dikategorikan, antara lain tentang adanya kekuatan gaib, Hyang wenang, roh, malikat atau nabi yang masuk kepada kajian konsepsi ketuhanan. konsepsi manusia lebih mengarah kepada hal kesejahteraan kehidupan, antara lain mampu mengendalikan diri dan belajar mengenal lingkungan sosial masyarakat, seperti sikap sopan santun, menghargai oranglain, dan berfikir pasrah atau dalam bahasa jawa nerimo. sedangkan konsepsi alam antara lain kepercayaan terhadap lingkungan yang melatarbelakangi kehidupan seperti kelestarian hutan dan sumberdaya alam, atau dalam masyarakat jawa kita kenal dengan asal usul padi, begitu pentingnya padi membuat masyarakat jawa mengsakralkan bahan makanan ini sebagai buah pikir masyarakat atas kepentingan yang utama. jika kitakaitkan konsepsi alam ini, yang menarik adalah cerminan masyarakat jawa atas pentingnya kelestarian lingkungan. jika hal ini tetap kepada ruang kepercayaan maka isu kerusakan lingkungan yang mengakibatkan pemanasan Global (Global Warming) tidak akan terjadi dalam konteks kepercayaan masyarakat jawa terhadap konsepsi dan pola pikir ini. nilai ini yang harus kita kritisi bersama, seringkali budaya jawa yang menjadi akar dinamika sosial masyarakat seolah hari ini tidak terlihat. Pop Culture seolah merubah konsepsi falsafah jawa, kategori seperti ini umumnya bukan berlaku pada masa kini melainkan masa akan datang.
Ada kecenderungan masyarakat jawa mengartikan budayanya sebagai yang terbaik, sehingga bila mana budaya yang menguncang didalamnya mempunyai nilai kemampanan yang tak lain akan mengikat masyarakat kepada ritual seksama, akan menjadi dasar masyarakat kepada kejelasan budaya. Sehingga budaya ini akan mendorong masyarakat kepada kecintaan terhadap budayanya, dan akan membuat masyarakat jawa memiliki semangat untuk selalu mengandalkan budaya peninggalan ini.

Alkulturasi Kebudayaan Jawa

Perkembangan peradaban budaya di Indonesia tidak lepas dari perkembangan jawa. Pada abad 18 perkembangan budaya jawa di Indonesia memasuki masa penjajahan, dimana masyarakat waktu itu sangat tertekan dengan peradaban budaya, seperti budaya barat yang dibawa belanda kala itu. Selain itu munculnya para saudagar dan penyebar agama seperti Cina, Arab dan India semakin membuat munculnya budaya alkulturasi antara barat dan timur yang disebut Indis (Djoko soekiman). Budaya indis sendiri semakin kokoh sehingga melatarbelakangi perkembangan bangsa jawa, termasuk bahasa, tempat tinggal serta perabot rumah tangga hal ini ditandai dengan luas bangunan rumah, pekarangan serta perabotan yang menggambarkan kemewahan. Apalagi penjajahan belanda di jawa mengharuskan masyarakat untuk ter-ekploitasi sebagai sumber pendapatan ekonomi Belanda. Selain latar belakang ekonomi percampuran kebudayaan ini juga mempengruhi kepercayaan masyarakat atau agama seperti contoh dalam upacara dan ritual keagamaan, gamelan sebagai pengiring perayaan agama mereka, padahal kita tahu bahwa gamelan memiliki ruang hiburan bagi masyarakat jawa. Akulturasi masyarakat jawa dan budaya barat yang dibawa belanda cenderung mengarah kepada ruang-ruang ekonomi dan mata pencaharian. Maka tidak salah orang jawa cenderung pekerja keras dan nerimo (menerima) mencirikan alkulturasi budaya tersebut.

Jawa Primadona Bangsa
Begitu gencar didengungkan oleh sebagian besar masyarakat bahwa jawa hari ini tetap menjadi primadona dan sebuah gambaran umum negara ini. atau mungkin banyak sekali hari ini masyarakat, khususnya indonesia membicarakan budaya jawa. jawa memang harus menjadi suatu hal yang layak untuk diperdebatkan mulai dari falsafahnya, sampai kepada masyarakat khususnya jawa itu sendiri. secara mendasar jawa hari ini memang menjadi suguhan menarik yang layak untuk di perbincangkan. kita bayangkan sejarah atau pemimpin negara ini selalu tidak lepas dari suku jawa. sebut saja Soekarno, Soeharto, Gusdur, Megawati, sampai yang terakhir yaitu Susilo Bambang Yudoyono, mereka dipercaya untuk menjadi pemimpin yang menggerakan roda-roda bangsa kedepanya. entah atau sebuah kebetulan, yang pasti kepercayaan masyarakat tetap kepada keturunan orang jawa sampai hari ini. dari sebuah poling terakhir, yang di terbitkan salah satu media nasional. orang jawa tetap menjadi unggulan dan tetap menyuguhkan sesuatu magig dalam masyarakat. padahal kita tau berdirinya negara ini bukan dari satu unsur kebudayaan saja, melainkan puluhan budaya yang tergabung, mulai sabang sampai meraoke, tapi itulah jawa tetap menjadi unggulan.
Pun demikian juga tokoh-tokoh pahlawan nasional seringkali atau kebanyakan dari etnis jawa. sebut saja tokoh patih terkenal yaitu gajah mada, atau pangeran diponegoro, ibu kartini. Semuanya merupakan gambaran masyarakat jawa. Apalagi khususnya jawa hari ini menjadi sebuah symbol pengembangan segala bidang baik ekonomi, politik, maupun sumber energi. Semuanya menepatkan jawa sebagai lahan basah untuk memajukan Negara Indonesia. Bahkan kebanyakan orang menyebut Indonesia adalah jawa.
cita-cita yang sering didengungkan alon-alon asal kelakon menjadi wacana yang sulit dikaji. konsep alon-alon asal kelakon adalah ibarat perjuanggan yang tidak mengenal lelah untuk mencapai tujuan yang di inginkan. orang jawa sendiri mengibaratkan dirinya sebagai air yang mengalir mengikuti kehidupan, konsep air sendiri ibarat ketenangan diartikan cermin dan buah pikir yang tidak sembrono untuk mengambil keputusan. pepatah ini tidak luput adanya konsep melepaskan tekanan kehidupan, misalnya orang jawa selalu hati-hati dalam setiap langkah untuk mengambil keputusan apapun itu. sehingga mereka akan mencerminkan sikap area konsepsi jawa yang diambil dari tokoh perwayangan seperti semar dan lima sekawan. Dari gambaran umum masyarakat jawa itulah karater orang jawa tersusun mulai mimik wajah, warna kulit, dan abjad bahasa yang bersimbol kesopanan.
Namun aneh jika gambaran masyarakat jawa yang notabene adalah berjiwa penguasa atau orang jawa menjadi tuntunan, hari ini belum mampu mengangkat martabatnya. Seperti masih banyaknya penganguran dan masyarakat jawa yang belum mengenyam pendidikan tinggi atau makin banyaknya TKI/TKW dari jawa yang bekerja diluar negri . Hal ini riskan jika konsep jawanisasi harus berjalan kurang seimbang. Atau mungkin perubahan konteks jawa yang tida lagi mengenal keadiluhungannya membuat masyarakat jawa, belum mampu memenangi keadaan ini.
Ini yang membuat jawa kurang berhasil mengimbangi konsepsi falsafahnya, keterbelakangan budaya membuat jawa berdiri timpang dan tumpul dalam merubah pandangan hidup di jaman sekarang. Mungkin ini pengaruh semakin majunya jawa membuat budaya jawa tidak dapat bergerak luas. Apalagi generasi yang semakin lupa terhadap budaya jawa yang dinilai tertinggal mengharuskan masyarakat beralih kepada budaya kebarat-baratan.
















The Boxing Day

oleh : andreas

The holiday Boxing

seringkali disebut pertarungan dihari kemenangan, momentum natal menurut masyarakat inggris tidakhanya dinikmati dengan embel2 pesta melainkan tontonan menarik dalam sepak bola. menurut mereka sepak bola sudah menjadi roh karna memiliki peradaban yang gemilang.
sejak negara Ratu Elizabeth I serius melarang sepakbola dan menyediakan penjara bagi rakyatnya yang memaksa bermain. karna pada saat permainan ini mulai digemari banyak masyarakat yang terkena luka-luka akibat belum adanya aturan dalam permainan ini.
namun selang duaratus tahun kemudian seorang tokoh penulis buku yang bernama Joseph Strutt membuat aturan dalam sebuah buku yang berjudul The Sports and Pastimes of The People England. dalam buku tersebut lahir aturan bahwa bermain bola harus terdiri dari dua tim dengan jumlah yang sama yang akan memasukan bola kegawang lawan masing2 dengan jarak 70-90 cm
munculnya buku tersebut banyak menyita perhatian masyarakat dan ada pula yang mengkritik tentang luas tempat yang terlalu besar. Namun lambat laun praktek buku tersebut secara tidak langsung telah menyebar di kota-kota besar inggris terutama Kota london.
Mereka sebenarnya mengadopsi peraturanperaturan
sederhana sepak bola yang sudah dipraktikkan di Jepang dan Cina puluhan abad sebelumnya. Dalam World Soccer (1992), Guy Oliver menulis bahwa peraturan dan permainan tsu chu maupun kemari merupakan sumber ilham sepak bola modern.
Mulcaster dijuluki sebagai “pembela sepak bola paling gigih dari abad 16″. Itu karena ia tekun mengkampanyekan sepak bola yang tidak brutal. Permainan ini, katanya, bahkan harus dimainkan oleh perempuan dan anak-anak karena berguna untuk kekuatan dan kebugaran tubuh. Padahal di Cina, menurut pelukis Dinasti Ming, Du Jin, para perempuan sudah bermain tsu chu antara tahun
1465-1509.
Konsep Strutt ini kemudian dijadikan pijakan peraturan sepak bola modern. Pijakan ini mendasari lahirnya Football Association di Inggris pada 26 Oktober 1863 oleh 11 klub sepak bola di sana yang anggotanya terdiri dari para mahasiwa. Awalnya, asosiasi mengatur jumlah pemain satu tim sebanyak
15-21 orang. Pada 1870 jumlah pemain dibakukan menjadi sebelas. Penjaga gawang baru muncul pada 1880. Dari organisasi ini pulalah lahir istilah soccer, dari singkatan kata association. Charles Wreford Brown, mahasiswa Universitas Oxford, menemukan tak sengaja istilah ini ketika ditanya orang apakah ia seorang pemain rugbi (rugger), olahraga yang lebih terkenal di sana. Brown menjawab, “No, I’am
soccer.”
Sedangkan football, meskipun pertama kali disebut dalam larangan- larangan para raja pada abad 17 dengan nama fute-ball, istilah ini semakin populer setelah ditulis dramawan Inggris yang terkenal, William Shakespeare. Dalam King Lear seorang tokohnya mencemooh tokoh lain yang dianggap dungu sebagai “football player”. Shakespeare melanjutkannya ketika menulis Comedy and
Errors (adegan II). Istilah ini masih dipakainya untuk mencemooh tokoh yang begerak tak tentu arah. Tahun 1863 merupakan tonggak sejarah sepak bola modern. Selain ada wasit, luas lapangan dan jumlah pemain yang dibatasi, sepak bola juga hanya memakai kulit binatang yang diisi udara. Permainan ini kemudian menyebar ke negara jajahan Inggris dan berkembang pesat dan kompleks sebagai budaya massa dalamabad modern.
Orang Inggris keliru ketika pada Piala Eropa 1996 memasang spanduk besar-besar dengan bunyi: sepak bola kembali ke tanah leluhurnya. Orang Inggris mengacu pada kelahiran Asosiasi sepak bola (FA) yang baru berusia dua abad itu. Mereka keliru karena sepak bola adalah produk santun
kebudayaan Timur. Sebagai sebuah budaya massa, sepak bola telah menarik minat para ilmuwan dengan pelbagai latar belakang: sosial, ekonomi, politik, filsafat. Victor Matheson dari Departemen Ekonomi William College, Inggris, dalam penelitiannya di tahun 2003 menyimpulkan bahwa klub-klub profesional di Eropa dan Amerika Selatan menyumbang pertumbuhan ekonomi yang signifikan
kepada negaranya. Setiap klub, dengan perputaran uang triliunan rupiah,
setidaknya mempekerjakan 3.000 karyawan. Atau holiganisme di Inggris yang
menarik minat para sosiolog dalam meneliti pendukung sebuah kesebelasan.
Sejarah besar sepakbola tersebutlah yang menjadikan masyarakat ingris sangat meng agung-agungkan olahraga ini. Sehingga sepakbola sudah menjadi tradisi atau budaya masyarakat pada ritual-ritual besar termasuk natal, sehingga lahirlah Chistmas box atau dikenal dengan sebutan The Boxing Day. Namun sayang keceriaab mereka tidak di imbangi dengan prestasi timnas ingris tahun ini. Ingris gagal menembus putaran piala eropa atau yang dikenal dengan Piala UERO setelah gagal di kualifikasi namun nampaknya di akhir tahun 2008 peluang inggris yang saat ini di besut oleh Capello semakin nampak pada piala dunia nanti.



PEMUDA DAN GENERASI FALSAFAH

Oleh : andreas

Sulit bagi saya untuk mengawali generasi muda Indonesia dan cita-cita negara dengan bahasa saya sendiri. Bahkan saya harus mengatakan Pemuda adalah Generasi yang minim untuk dijadikan figure contoh dan terlihat lalai dalam mengemban kewajiban saat ini. Kita bisa melihat tidak banyak generasi muda yang merasa tergugah untuk mengawali perubahan-perubahan dalam masyarakat baik bersifat sosial, maupun pendidikan yang terang-terang menjadi semangat untuk memunculkan generasi perubahan. Pemuda adalah generasi yang mampu untuk mengobarkan semangat perjuangan dan perubahan disaat Negara ini krisis akan ide dan tujuan untuk merubah. Dinamika perubahan pun sangat bermacam-macam mulai imajinasi atau ide gagasan, intelektual baru, dan langkah kreatifitas. Dan harusnya generasi muda adalah generasi yang haus akan ideology dan cita-cita untuk menjadi pemimpin dimasa yang akan datang.
Kita mungkin sangat ingat peristiwa renggas dengklok yang menggagas penculikan Soekarno sehingga kemungkinan untuk menyuarakan kemerdekaan bergema di nusantara, dan Indonesia merdeka pada tahun 1945. Dalam beberapa dekade kemudian tepat tanggal 21 mei 1998 generasi muda menjadi pelopor bergulirnya rezim Soeharto, sehingga masyarakat dan tentunya nusantara meneriakan kalimat revolusi dan revormasi. Sudah banyak generasi yang lalu perbuat, tinggal kapan kita menunggu generasi ini untuk mentas dari sikap hedonis, matrealistis, individualis untuk berikutnya kembali berfikir kesenangan dan kesengsaraan. Tujuan pemuda tidak hanya sekedar belajar namun mampu juga untuk merealisasikan ilmu dan gerakan kongrit sebagai jalan keluar persoalan-persoalan dalam masyarakat, Negara dan dunia tentunya.
Generasi muda hari ini hidup di jaman yang seba sensitif, sedikit saja melukai akan mengakibatkan pertikaian. Ini adalah dinamika masyarakat yang belum mampu menemukan keadilan dan cita-cita yang diinginkan oleh mereka. Kesilauan akan sejarah penjajahan serta belum merasa puas akan periode pembebasan membuat bangsa ini adalah bangsa yang belum mampu menerima kenyataan. Dari sabang sampai merauke merupakan pulau-pulau yang luas serta penduduk dengan budaya yang berbeda-beda, apalagi kekayaan hayati yang tak ternilai rimpah ruah lojinawe membuat bangsa ini kaya akan cita-cita besar yang patut membanggakan. Tentunya ada sebuah hal yang harus kita perhitungkan bersama sebagai generasi muda Negara yang kaya tersebut, yaitu karakter Negara dan langkah bagi generasi kedepan dalam menyongsong kesuksesan, sehingga bhineka tunggal ika mampu menggugah kesadaran bersama Negara ini.
Namun nampaknya cita-cita tersebut harus terganjal untuk beberapa saat, sampai kita kembali menemukan langkah yang bisa untuk diterima semua lingkup masyarakat dan warga Negara ini. Peristiwa sejarah dan sikap individu, seolah-olah menjadi ganjalan yang sulit untuk Negara ini lalui. Sangat mengecewakan memang jika kita melihat bangsa ini dari kaca mata besar ibarat kacamata kuda. Sampai dari hal terkecil sampai hal terbesar dari ekonomi, pendidikan, politik, hukum, lembaga Negara, sosial, bencana semua menggambarkan persoalan yang belum mampu terselesaikan oleh Negara Merah dan putih ini. bangsa yang jauh dari kata adil, seolah membelenggu masyarakat hari demi hari. Kita ambil contoh saja kerusuhan supporter sepak bola atau mungkin kasus korupsi pejabat Negara dan yang kembali disesalkan tidak lanjut kasus aktifis HAM Munir, semakin membuat mata masyarakat tidak percaya terhadap penegaan hukum yang salah dan kurang tegas dalam mengambil keputusan.
Kemerdekaan hari ini dianggab sebagai ritual dan simbol bahwa Negara ini sudah bebas dari penjajahan, namun kita belum bisa memikirkan apa yang harus kita lakukan setelah bebas dan merdeka. Saya umpamakan saja Negara ini adalah manusia yang baru bebas dari penjara, munkin senang dan bangga bisa menghirup udara yang segar, namun kita kembali harus berfikir bagaimana kita menjalani hidup dalam kebebasan tersebut, pilihanya bukan kembali lagi dalam penjara melainkan. Membenahi dan mulai belajar dengan segala kemungkinna yang ada.
PEMUDA!……
Begitu banyak hari ini rakyat harus menangis akibat bencana dan kemiskinan baik jasmani maupun rohani, sehingga yang selalu dipikirkan adalah mental untuk menguasai dan tersakiti. Apalagi Negara ini sangat mendambakan senyuman dan tawa, karna kita sudah lama bersedih dan menanggung derita dari setiap permasalahan yang ada. Banyak orang yang lupa kampong halamanya sehingga kampungnya tidak mengalami perkembangan yang diinginkan. Harusnya pemuda bukan hanya berdiri sebagai simbol perjuangan namun sebaliknya harus mampu memerdekakan komunitas yang belum menikmati kemerdekaan
Negara ini ibarat Negara yang mengemis hari ini, menunggu bantuan dari Negara lain tanpa mau untuk bekerja keras. Apakah lowongan pekerjaan sudah sempit dan padat sehingga angka-angka pengangguran tidak lagi diperhitungkan. Ya itulah PR bagi generasi muda untuk merancang dan mencita-citakan pergerakan kita yang ketiga setelah kemerdekaan dan reformasi orde baru. Sebuah langkah mundur jika generasi muda hanya memikirkan tentang masa depan tanpa mampu merubah kenyataan sosial. Generasi muda harus mampu kembali meyakinkan Negara dan masyarakat bahwa YANG MUDA HARUS DIPERHITUNGKAN.




Imperialisme Bukan Sebagai Sajak Historis


Oleh : Andreas

"jika ibu pertiwi menangis hari ini karna melihat nasionalisme yang luntur, saya akan membuat ibu pertiwi bangga dengan nasionalisme bangsa ini"


Terimakasih secara Khusus saya persembahkan untuk Orang tua saya, sahabat, serta kawan-kawan Pers Mahasiswa Indonesia dan tentunya Organisasi yang telah mampu memijarkan saya untuk selalu bersemangat dalam menulis (UKPM CIVITAS Universitas Merdeka Malang).

Jika di tawarkan untuk memilih, maka tidak banyak personal orang yang menentukan pilihanya terhadap negri ini. Cukup prihatin memang jika melihat manusia menghina rumahnya disbanding rumah orang lain. Suatu ketika Dalam olah dunia modern perkembangan selalu diartikan trend dunia yaitu bagaimana manusia di seting menjadi manusia yang kapitalis, uraian ini bersinggungan langsung dengan hakekat manusia untuk menjadi yang terbaik dalam lingkungan masyarakatnya. Maka otomatis untuk mengurai kebutuhan mereka banyak cara yang mendorong mereka memulainya yaitu dengan berpola pikir kapitalis. Pola pikir kapitalis memang tidak selamanya jelek, karna membangun manusia dalam segi motifasi untuk berfikir dan mencari tapi memang terkadang dapat menyesatkan dengan cara-cara yang kurang benar hingga mendorong kesenangan manusia kearah keduniawian. Jika di jaman Karl Marx yang di cari adalah kebenaran, hari ini yang di cari adalah Kebutuhan. Memang sejak perkembangan teknologi, yang diawali sejak manusia itu ada (jaman Nabi atau jaman Prasejarah) kebutuhan manusia adalah bertahan hidup dengan berburu, berpindah-pindah, bercocok tanam, Generasi itu sebenarnya tidak berubah sampai saat ini. Dahulu Negara yang memenangkan peperangan merupakan Negara sentralis yang mana menjadi ajukan para Negara di dunia, jerman, prancis, inggris, unisoviet (unieropa, Rusia Dkk) dan Amerika serikat. Filsufpun banyak terlahir di Negara maju ini. Dari tanah asia hanya jepang yang mampu di sandingkan dengan Negara bersar seperti termaktup diatas. Namun Indonesia tetap menjadi Negara yang tertindas dan sangat sulit disandingkan dengan mereka. Sejak perjuangan merebut kemerdekaan dari tangan belanda dan jepang, tantangan terberat Indonesia adalah memerangi penjajahan kedua melalui imperealisme Negara Negara maju.
Hegemoni bangsa barat terhadap perkembangan bangsa timur tidak terelakan lagi apalagi medekati pertengahan tahun 80an yang mulai di gelegar dengan masuknya media industry teknologi hingga sampai saat ini pengaruh dunia Cyber sangat mempengaruhi semangat muda dan generasi ini berikutnya. Suara rakyat adalah suara penguasa, gendering reolusi yang dianggab sebagai gerbong memajukan bangsa belum mampu diterima dengan seksama dengan tujuan dan cita-cita memajukan bangsa dan Negara kesatuan republic Indonesia. Kutipan Tan malaka menjadi ajukan makna Revolusi “Revolusi itu bukan sebuah ide yang luar biasa, dan istimewa, serta bukan lahir atas perintah seorang manusia yang luar biasa. Kecakapan dan sifat luar biasa dari seseorang dalam membangun revolusi, melaksanakan atau memimpinnya menuju kemenangan, tak dapat diciptakan dengan otaknya sendiri. Sebuah revolusi disebabkan oleh pergaulan hidup, suatu akibat tertentu dari tindakan-tindakan masyarakat”. Kutipan itu mampu untuk mendevinisikan bagaimana persoalan nasionalisme di negri ini sangat di pengaruhi oleh rakyat yang masih bangga dan perduli terhadap masa depan bangsa.

Pemikiran bangsa muda


Banyak para pakar Filsafat mengembangkan ilmu dan pemikiran besarnya melalui sebuah pandangan dan pemikiran kritis. Garis besarnya adalah bagai mana manusia memahami makna hidup dan selalu berproses dalam mencari kebenaran yang hakiki dalam hidup seperti Agama, kebudayaan, pandangan hidup. Friedrich Nietzsche, Karl Marx,Saint-Simon, Herbert Spencer, Emile Durkheim, Aguste comte, Mereka adalah contoh dari pemikir yang mampu mencerahkan dunia dengan berbagai filosofinya. Dan tentunya itu hanya berlaku pada jaman mereka bukan jaman kita, sehingga boleh saya katakan setiap manusia memiliki jaman yang membedakan dan tidak bisa disamakan secara kehidupan tapi belum tentu dengan Logika. Dan andai jaman itu mampu di ubah, yang mampu dan sanggub mengubahnya adalah pemikiran-pemikiran manusia itu sendiri.
Dan di Indonesia pemikiran local banyak yang mulai timbul, sebelum dan sesudah bangsa ini lepas pada dekte penjajahan. Kita bisa mengkutip perkataan soekarno tentang makna kekuasaan “Jadikanlah Deritaku Sebagai Kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng adalah kekuasaan rakyat dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa”.
Barang tentu ada yang membanggakan juga ada yang kurang di banggakan hal ini menyangkut kondisi masyarakat yang benar-benar belum mampu untuk selangkah lebih maju. Setengah rakyat Indonesia masih menganggab dirinya rendah di banding bangsa lain hal ini yang kemudian menjadi ajugan bangsa-bangsa tetangga untuk merendahkan martabat masyarakat pribumi.
Seperti halnya kita hidup dijaman yang serba sarat dengan artefak, tanda, dan teks-teks budaya popular atau kita sering menyebutnya budaya yang di mediakan (budaya massa). Tanpa kita sadari budaya terebut merupakan bagian dari kita. Seperti ikan dengan air itulah budaya kita saat ini. Sebagian besar memori, imajinasi, impian masa kecil dan remaja kita sedikit banyak dibangun dengan apa yang kita baca dan kita telaah. Hal ini layak kita sadari sebagai polapikir baru yaitu media sebagai pengalaman bukan sebagai pengetahuan. Layak kita sadari ruang kooknitif manusia hari ini lebih banyak di dapat melalui pengalaman yang bersifat simbolis bukan pengalaman nyata. Contoh dari membaca buku saja kita dapat mempunyai pengalaman imajinasi bukan pengalaman fisik. Hal inilah yang membuat kita hari ini selalu disibukan dengan dunia imajinasi yang akan membuat manusia kuarang memiliki daya kreatifitas fisik.
Tak jarang selain budaya kritis yang kurang bangsa ini di bangun dengan budaya yang sensitive atau mudah tersingung dan pemarah tentunya, tergores sedikit maka akan berbuah panjang.

Bersambung ....



PESONA DANAU SAMPAI ARGO DALEM PASINGGAHAN RAJA BRAWIJAYA


PESONA DANAU SAMPAI ARGO DALEM PASINGGAHAN RAJA BRAWIJAYA
Oleh : andreas

Misteri gunung di indonesia tidak selamanya akan menjadi suatu tontonan alam ataupun sebagai wejangan bagi masyarakat. terbukti dari berbagai ratus gunung di Indonesia, ada sebagian yang masih aktif atau masih sangat berbahaya untuk dijangkau ataupun ditempati.
terlebih lagi masih adanya faktor alam yang mempengaruhi tragedi akan terjadi berbagai bencana. akan tetapi hal ini tidak menyurutkan niat kami untuk mengapai salah satu gunung tepatnya di perbatasan Propinsi jawa timur dan jawa tengah.

Kendaraan butut dan juga insting untuk mencari pengalaman baru, serta tidak adanya denah untuk menuju lokasi, Kami yang bisa dibilang junior dibidang pendaki merasa tidak nyaman dengan peralatan yang minim untuk menuju puncak lawu. Dari kota malang hinnga sampai kedaerah ini membutuhkan waktu yang lumayan cukup panjang saya dan teman perjalanan saya sebut saja Arie lebih memilih jalur alternative berliku dan menanjak melewati pujon, ngantang, dan Kota Pare. Dari arah Kota Pare Kita akan menuju kearah kota Nganjuk dan madiun, perjalanan ini akan semakin menantang dengan jalur yang lurus dan sesekali melewati Hutan Saradan yang akan semakin melelahkan dengan udara yang lumayan panas. Setiba dikota Madiun kami agak kesulitan dengan jalur kota yang dikenal dengan sebutan kota gadis ini. Tetapi untung saja di pusat kota, ada petunjuk arah yang bisa mempermudah perjalanan kita menuju puncak lawu. Memang ada dua jalur alternative menuju gunung lawu diantaranya dari kota solo dan kota magetan tetapi kali ini kami lebih memilih melewati kota magetan yang terkenal dengan kerajinan kulitnya. Dari kota magetan memang tidak ada petunjuk yang pas untuk mencapai gunung lawu. Tetapi sampai di kota magetan ada petunjuk arah untuk berkunjung ditelaga sarangan, bagi kami memang tidak asing akan nama telaga ini, maklum pada waktu SD (Sekolah Dasar) kami sempat mendengar telaga ini lewat pelajaran Bahasa Daerah hingga walau belum mengerti tempatnya, kami merasa tidak asing lagi dengan nama telaga ini. Petunjuk arah Telaga sarangan inilah yang akan membawa kami kepuncak gunung lawu. Dari kota magetan menuju telaga sarangan kurang lebih bisa ditempuh antara waktu normal 30 - 60 menit dengan melewati jalan yang terus menanjak berliku. Akan tetapi sebelum sampai kesebuah telaga sarangan bagi orang awam jangan terkecoh jika nanti ditengah-tengah perjalanan mendapatkan telaga yang banyak sekali digerumuni oleh para penghoby ikan atau sering kita sebut pemancing. Tempat tersebut bukan telaga sarangan melainkan telaga yang khusus untuk perairan penduduk Desa Maleo kecamatan Plaosan yang rata-rata bermata pencaharian petani sayur-mayur. Setelah kurang lebih berjalan 21 Km dari kota magetan kita akan sampai kesebuah telaga yang amat indah jika dinikmati dengan mata terbuka. Sajian telaga yang berada di dataran tinggi sangat indah dan menakjubkan. Tidak jarang jika wisata inilah yang merupakan aset mata pencaharian penduduk Desa sarangan. Dan jangan kawatir jika ingin berlama-lama di daerah ini karna banyak sekali Hotel, atau tempat untuk beristirahat bahkan ditepian danau sekalipun semuanya akan dipenuhi tempat-tempat penginapan.
Bahkan jika anda penghoby berkuda ataupun perahu boat. Di daerah wisata ini banyak sekali kita jumpai pengguna jasa seperti penyewaan kuda dan perahu. Kuda kuda besar inlah yang menggugah minat kami ikut merasakan nikmatnya berkuda keliling telaga yang dikenal dengan pusat mata air gunung lawu. Asik dan menyenangkan jika terlebih kita bermalam dikawasan ini, udara dingin alam pegunungan akan menemani kita malam hari, bahkan jika menyempatkan waktu untuk berjalan bukan tidak mungkin lagi kita akan melihat gemerlap kota Madiun dan kota Magetan pada malam hari, waah amat menakjubkan!!!. Keesokan harinya kita akan banyak melihat kabut embun yang mengelilingi danau seperti berada pada kawah gunung yang masih aktif.
Rasa-rasanya kurang jika merasakan satu malam dikawasan ini, namun tidak ada alternative lain jika ingin cepat sampai di puncak lawu sebelum hari semakin petang.
Dari telaga sarangan jalan akan lebih menajak lagi 140 derajat menuju puncak lawu tentunya nanti kita akan menemukan berbagai jalan lain yang memang dibuat untuk memudahkan pengguna kendaraan. walau area ini adalah area pegunungan namun jangan kawatir dan membayangkan bentuk perjalaanan yang kita akan lalui. Karna walau ini adalah daerah pegunungan jalan yang akan kita lalui terbuat dari aspal dan banyak sekali tikungan hal ini guna memudahkan bagi kendaraan yang sulit sekali menanjak. Kurang lebih berjalan 5 Km kita akan sampai ditempat yang ramai para penjual sate diantaranya sate kelinci. Sate kelinci menjadi santapan yang lezat dan juga berguna menghangatkan suhu tubuh kita. Tempat inilah yang dinamakan cemoro sewu yang artinya (seribu pohon cemara) memang tempat ini banyak sekali ditumbuhi pohon cemara hingga apakah banyak sekali cemara sehingga tempat ini dinamakan Cemoro Sewu. Setelah sampai ditempat ini tentunya kita tidak bisa lagi diperkenankan untuk menggunakan kendaraan karna memang jalan menuju puncak hanya berdiameter lima kali telapak kaki orang dewasa. Dari sinilah kita akan banyak ditemani para pendaki tentunya harus ada syarat khusus terutama jumlah pendaki yang harus berjumla genap. Ini dikarenakan sebagai wangsit atau petuah jika ada pendaki yang berjumlah ganjil maka penghuni atau makluk gaib akan menggenapkanya dalam arti salah satu diantaranya akan diambil hingga berjumlah genap. Memang banyak sekali misteri-misteri yang tersimpan dalam gunung lawu. Misteri dan keangkeran gunung lawu tidak lepas dari cerita raja majapahit. Cerita tentang prabu brawijaya dan dua abdinya diyakini masyarakat didaerah gunung lawu sebagai penghuni tetap kawasan ini. Sehingga tidak jarang kawasan ini amat dikeramatkan bagi masyarakat setempat sebagai tempat untuk berjiarah dan tidak jarang juga banyak pendaki atau orang-orang sesepuh (orang-orang tua) mendaki hanya untuk berjiarah ketempat yang dikeramatkan tersebut.
Dari cerita rakyat konon daerah ini merupakan tempat Prabu Brawijaya dan para abdinya bersemedi atau mendekatkan diri pada sang pencipta. Memang ada sebuah tempat yang khusus untuk dikeramatkan dan sering untuk digunakan sebagai tempat berziarah antara lain argodalem, argo dumiling, dan argo dumilah. Tempat-tempat inilah yang pernah menjadi pamoksan atau persinggahan prabu brawijaya dan dua abdinya tersebut.

Didasari oleh sebuah cerita rakyat tersebut, konon puncak gunung lawu diyakini merupakan salah satu kerajaan pertama dipulau jawa yang dinamai dengan kerajaan majapahit. Majapahit yang amat tersohor dikawasan pertiwi ini pada masa itu di perintah oleh sebuah raja bernama prabu brawijaya. Dari raja majapahit inilah puncak lawu mulai mengalami perubahan dengan adanya monument baru pada masa itu.
Prabu Brawijaya merasa gelisah terhadap seorang anaknya yaitu raden patah yang memeluk agama islam dan mendirikan kerajaan lain yaitu kerajaan Demak. Prabu Brawijaya yang memeluk agama hindu merasa risau terhadap masa depan kerajan majapahit sehingga beliu memutuskan untuk bermeditasi naik gunung untuk mendekatkan diri pada yang maha kuasa dari itulah beliu mendapatkan wangsit untuk bersemedi di daerah puncak argo dalem atau mungkin bisa kita sebut kawasan pedalaman puncak lawu.



EXPIDISI 1