Minggu, 26 Oktober 2008

PEMUDA DAN GENERASI FALSAFAH

Oleh : andreas

Sulit bagi saya untuk mengawali generasi muda Indonesia dan cita-cita negara dengan bahasa saya sendiri. Bahkan saya harus mengatakan Pemuda adalah Generasi yang minim untuk dijadikan figure contoh dan terlihat lalai dalam mengemban kewajiban saat ini. Kita bisa melihat tidak banyak generasi muda yang merasa tergugah untuk mengawali perubahan-perubahan dalam masyarakat baik bersifat sosial, maupun pendidikan yang terang-terang menjadi semangat untuk memunculkan generasi perubahan. Pemuda adalah generasi yang mampu untuk mengobarkan semangat perjuangan dan perubahan disaat Negara ini krisis akan ide dan tujuan untuk merubah. Dinamika perubahan pun sangat bermacam-macam mulai imajinasi atau ide gagasan, intelektual baru, dan langkah kreatifitas. Dan harusnya generasi muda adalah generasi yang haus akan ideology dan cita-cita untuk menjadi pemimpin dimasa yang akan datang.
Kita mungkin sangat ingat peristiwa renggas dengklok yang menggagas penculikan Soekarno sehingga kemungkinan untuk menyuarakan kemerdekaan bergema di nusantara, dan Indonesia merdeka pada tahun 1945. Dalam beberapa dekade kemudian tepat tanggal 21 mei 1998 generasi muda menjadi pelopor bergulirnya rezim Soeharto, sehingga masyarakat dan tentunya nusantara meneriakan kalimat revolusi dan revormasi. Sudah banyak generasi yang lalu perbuat, tinggal kapan kita menunggu generasi ini untuk mentas dari sikap hedonis, matrealistis, individualis untuk berikutnya kembali berfikir kesenangan dan kesengsaraan. Tujuan pemuda tidak hanya sekedar belajar namun mampu juga untuk merealisasikan ilmu dan gerakan kongrit sebagai jalan keluar persoalan-persoalan dalam masyarakat, Negara dan dunia tentunya.
Generasi muda hari ini hidup di jaman yang seba sensitif, sedikit saja melukai akan mengakibatkan pertikaian. Ini adalah dinamika masyarakat yang belum mampu menemukan keadilan dan cita-cita yang diinginkan oleh mereka. Kesilauan akan sejarah penjajahan serta belum merasa puas akan periode pembebasan membuat bangsa ini adalah bangsa yang belum mampu menerima kenyataan. Dari sabang sampai merauke merupakan pulau-pulau yang luas serta penduduk dengan budaya yang berbeda-beda, apalagi kekayaan hayati yang tak ternilai rimpah ruah lojinawe membuat bangsa ini kaya akan cita-cita besar yang patut membanggakan. Tentunya ada sebuah hal yang harus kita perhitungkan bersama sebagai generasi muda Negara yang kaya tersebut, yaitu karakter Negara dan langkah bagi generasi kedepan dalam menyongsong kesuksesan, sehingga bhineka tunggal ika mampu menggugah kesadaran bersama Negara ini.
Namun nampaknya cita-cita tersebut harus terganjal untuk beberapa saat, sampai kita kembali menemukan langkah yang bisa untuk diterima semua lingkup masyarakat dan warga Negara ini. Peristiwa sejarah dan sikap individu, seolah-olah menjadi ganjalan yang sulit untuk Negara ini lalui. Sangat mengecewakan memang jika kita melihat bangsa ini dari kaca mata besar ibarat kacamata kuda. Sampai dari hal terkecil sampai hal terbesar dari ekonomi, pendidikan, politik, hukum, lembaga Negara, sosial, bencana semua menggambarkan persoalan yang belum mampu terselesaikan oleh Negara Merah dan putih ini. bangsa yang jauh dari kata adil, seolah membelenggu masyarakat hari demi hari. Kita ambil contoh saja kerusuhan supporter sepak bola atau mungkin kasus korupsi pejabat Negara dan yang kembali disesalkan tidak lanjut kasus aktifis HAM Munir, semakin membuat mata masyarakat tidak percaya terhadap penegaan hukum yang salah dan kurang tegas dalam mengambil keputusan.
Kemerdekaan hari ini dianggab sebagai ritual dan simbol bahwa Negara ini sudah bebas dari penjajahan, namun kita belum bisa memikirkan apa yang harus kita lakukan setelah bebas dan merdeka. Saya umpamakan saja Negara ini adalah manusia yang baru bebas dari penjara, munkin senang dan bangga bisa menghirup udara yang segar, namun kita kembali harus berfikir bagaimana kita menjalani hidup dalam kebebasan tersebut, pilihanya bukan kembali lagi dalam penjara melainkan. Membenahi dan mulai belajar dengan segala kemungkinna yang ada.
PEMUDA!……
Begitu banyak hari ini rakyat harus menangis akibat bencana dan kemiskinan baik jasmani maupun rohani, sehingga yang selalu dipikirkan adalah mental untuk menguasai dan tersakiti. Apalagi Negara ini sangat mendambakan senyuman dan tawa, karna kita sudah lama bersedih dan menanggung derita dari setiap permasalahan yang ada. Banyak orang yang lupa kampong halamanya sehingga kampungnya tidak mengalami perkembangan yang diinginkan. Harusnya pemuda bukan hanya berdiri sebagai simbol perjuangan namun sebaliknya harus mampu memerdekakan komunitas yang belum menikmati kemerdekaan
Negara ini ibarat Negara yang mengemis hari ini, menunggu bantuan dari Negara lain tanpa mau untuk bekerja keras. Apakah lowongan pekerjaan sudah sempit dan padat sehingga angka-angka pengangguran tidak lagi diperhitungkan. Ya itulah PR bagi generasi muda untuk merancang dan mencita-citakan pergerakan kita yang ketiga setelah kemerdekaan dan reformasi orde baru. Sebuah langkah mundur jika generasi muda hanya memikirkan tentang masa depan tanpa mampu merubah kenyataan sosial. Generasi muda harus mampu kembali meyakinkan Negara dan masyarakat bahwa YANG MUDA HARUS DIPERHITUNGKAN.




Tidak ada komentar: